Thursday, September 4, 2014

Inilah Alasan Pengembang Menaikkan Harga Lahan Industri

Pemerintah berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubisidi, hal ini dilakukan untuk menarik tekanan APBN yang selama ini terjadi akibat tinggi penggelontoran subsidi yang dilakukan pemerintah untuk bahan bakar minyak.

Melihat adanya rencana pemerintah untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pengembang properti pun juga ikut-ikutan untuk menyesuaikan harga jual lahan di kawasan industri. Penyesuaian harga yang dilakukan developer ini berkisar antara 2,5 – 20 persen dari harga semula.

Salah satu pengembang yang melakukan penyesuaian harga menjelang kenaikan harga BBM adalah Lippo Cikarang dan Jababeka. Menurut Direktur PT Jababeka Tbk., Sutedja Sidarta Darmono, pihaknya melakukan penyesuaian harga lahan karena adanya koreksi harga yang terjadi pada material bangunan.

"Kami pasti meningkatkan harga lahan. Penyesuaian terkait juga dengan harga material bangunan. Sebelum pengumuman pemerintah, kami menaikkan harga per empat bulan dengan besaran 2,5 persen hingga 5 persen," ujar Sutedja, Selasa (2/9/2014).

Sementara itu untuk Lippo Cikarang penyesuaian harga yang dilakukan oleh korporasinya ditetapkan sekitar 10 persen hingga 20 persen tahun ini menurut Corporate Communication Manager PT Lippo Cikarang, Tbk., Ria Sormin.

"Kenaikan akan kami berlakukan efektif dalam waktu dekat ini," ujar Ria, Rabu (3/9/2014).

Menurut informasi yang didapatkan, saat ini harga lahan kawasan industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat, dipatok pada angka Rp 2 juta per meter persegi. Di Jababeka sendiri sudah berdiri sekitar 1.500 perusahaan. Sementara itu, di lahan industri yang juga dimiliki oleh Jababeka namun berlokasi di Kendal, Jawa Tengah, harga yang dipatok adalah sekitar 100 dollar AS atau jika dirupiahkan adalah sekitar Rp 1,1 juta per meter persegi.

Atas penyesuaian harga BBM yang berimbas pada naiknya harga lahan di kawasan industri Sutedja selaku Direktur di Jababeka mengaku optimis bahwa pasar tidak akan merespon negatir atas kenaikan tersebut. Karena sesuai dengan keputusan perusahaan bersama investor, pihaknya akan melakukan lonjakan harga yang masuk akal namun tetap terjangkau oleh pasar.

"Kami selaku pengembang dan pengelola kawasan industri menyambut baik policy making pemerintah. Saya yakin, pasar tidak akan merespon negatif kenaikan harga BBM ini," tandas Sutedja.

Dukungan terhadap kebijakan pemerintah yaitu menaikkan harga BBM juga diberikan oleh Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar. Sanny mengungkapkan bahwa pemerintah memang sudah seharusnya menaikkan harga BBM, kalau perlu secara langsung atau tidak bertahap. Sebagai himpunan para pengembang kawasan industri, HKI sangat mendukung kenaikan tersebut.

"Bila perlu subsidi BBM dialihkan ke pembangunan infrastruktur, utilitas dan fasilitas untuk kepentingan yang lebih luas. Misalnya, infrastruktur akses dari kawasan industri penuju bandara, stasiun kereta api, atau ke pelabuhan. Selama ini, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan industri-kawasan industri yang ada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa terkendala keterbatasan infrastruktur sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi," jelas Sanny.

No comments: