Thursday, August 7, 2014

Menteri BUMN Minta Jajaran Direksi dan Komisaris Kerjasama Bisnis Properti

Dahlan Iskan selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumpulkan seluruh jajaran direksi dan komisaris BUMN untuk memberikan pesan-pesan sebelum dirinya digantikan oleh Menteri BUMN baru dari Kabinetnya Jokowi – JK.

Inisiasi Dahlan Iskan untuk mengumpulkan seluruh direksi dan komisaris BUMN ini salah satunya dilatar belakangi oleh banyaknya aset-aset negara yang hingga kini masih banyak yang belum dimanfaatkan BUMN. Aset-aset terbelengkalai BUMN seperti tanah dan lain-lain hingga kini masih belum diolah padahal menurut Menteri BUMN itu, jika Aset ini dioptimalkan maka bisnis properti sekelas Podomoro Group bakal kalah dengan aset yang dimiliki BUMN.

"Semua aset yang menganggur dijadikan satu maka Podomoro bisa kalah," kata Dahlan saat acara Halal Bihalal Kementerian BUMN bersama Direksi BUMN di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (4/8/2041).

Memang, hingga saat ini sudah banyak BUMN yang mengajukan permohonan kepada Kementerian BUMN untuk memanfaatkan aset-aset yang kurang produktif untuk dijadikan bisnis properti. Namun, Dahlan Iskan memberi pesan agar kerjasama pengelolaan aset bisa menggandenga atau berkerja sama dengan BUMN lain seperti BUMN Karya. BUMN Karya hingga saat ini sudah diketahui memiliki anak usaha yang mengembangkan bisnis properti.

"Ini bagus sekali. Ini nanti akan ada review supaya ini betul-betul bagus. Memang ada omongan kalau semua BUMN punya real estet tapi nggak apa-apa," jelasnya.

Selain berbicara mengenai aset-aset yang terbelekalai, Dahlan Iskan juga meminta kepada seluruh jajaran direksi dan komisaris BUMN untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP). Permintaan revisi ini sendiri dilakukan Dahlan Iskan karena menurutnya banyak BUMN yang sedikit sekali untuk mengalokasikan anggaran pada Research and Development (RnD). Padahal bila Research and Development (RnD) besar, maka pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan hal ini penting apalagi menjelang ASEAN Community pada tahun 2015.

"Saya ingin, terutama perusahaan yang padat teknologi, punya RKAP cukup besar. Pertamina bisa alokasikan Rp 100 miliar, PLN Rp 100 miliar, BUMN karya bisa alokasikan Rp 50 miliar," paparnya.

Selain itu, pesan Dahlan Iskan lainnya adalah soal maraknya nepotisme di BUMN. Untuk hal ini Dahlan lainnya telah membuat surat edaran resmi Menteri BUMN kepada seluruh jajaran direksi dan komisaris BUMN yang mengatur kepegawaian. Isinya sendiri adalah meminta kepada anak, istri atau suami bekerja di perusahaan pelat merah yang sama.

"Sudah ada surat edaran. Itu nepotisme bukan pidana. Tapi ini bagian agar manajemen sehat," katanya.

No comments: